Kamis, 14 Desember 2017

Rochy Putiray: Timnas Zaman Now kurang Dedikasi dan semangat

Rochy Putiray: Timnas Zaman Now kurang Dedikasi dan semangat
Berita Sepakbola Indoneisa - Skuad Tim Nasional Indonesia masih belum bisa menyumbangkan prestasi di bawah kepelatihan Luis Milla. Mantan penyerang tim Merah Putih, Rochy Putiray, memiliki penilaian bahwa timnas 'Zaman Now' kurang memiliki semangat juang dan dedikasi.

Milla sangat diharapkan dapat meningkatkan prestasi timnas garuda. Hal ini karena, prestasi tinggi yang berhasil digapainya bersama dengan timnas Spanyol U-23.

Indonesia gagal meraih juara dalam beberapa ajang yang telah di ikuti. Di SEA Games 2017, Indonesia hanya berhasil perunggu. Sedangkan di ajang Turnamen di Aceh World Solidarity Games, Tim Merah Putih hanya finis sebagai runner-up.

Sebagai pemain timnas di tahun 1991 hingga 2004, Rochy Putiray, mengatakan bahwa pemain timnas atau atlet zaman now tak memiliki passion sebagai pemain sepakbola sesungguhnya.

"Dulu banyak sekali atlet dari orang tak mampu, sekarang kabanyakan atlet dari otang tua yang mampu. Jadi karena zaman sekarang begitu, zaman orang tua mampu jadi bukan prestasi yang didapat. Orientasinya uang? Iya."

Situs Prediksi Bola Paling Akurat - aSiaBola123


"Karena sekarang semua cabang, terutama sepakbola itu berasal dari orang tua yang mampu kok, bukan yang tidak mampu," Rochy membeberkan.

"Ya sebenarnya jika banyak bonus itu tidaklah salah, karena memang itu kerja keras dari hasil jerih payah pada saat lathan yang didapat sebagai atlet."

"Tapi kalau atlet sekarang berasal dari otang tua yang mampu, namun tak punya semangat juang, untuk apa? Namun kalau dari angkata saya dulu, memang bukan dari kalangan yang tidak mampu juga. Tapi kami dari kampung, dan ingin mengejar prestasi. Kalau sekarang kan orang kota yang banyak. Saya pikir masalah dedikasi yang kuat," tegasnya.
Pemain Timnas Indonesia (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Dirinya juga menyatakan harapan kepada seluruh federasi cabang olahraga, maupun pemerintah bisa lebih selektif dalam memilih atlet. "Semua cabang harus lebih selektif. Jangan lihat orang tuanya mampu, tapi anaknya yang mampu," saran putiray.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar